Pasar ikan
selalu identik dengan bau, kotor dan tidak teratur. Citra negatif inilah yang
menjadi salah satu alasan pemerintah untuk membangun pasar ikan dengan konsep
bersih, higienis dan modern seperti Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru.
PIM Muara Baru
ini merupakan terobosan baru “one stop shopping” aneka produk perikanan yang
menawarkan pasar bersih, nyaman dan terjamin, tidak becek dan tidak bau. Hingga
pelayanan yang memudahkan dalam transaksi, serta menjadi salah satu tempat
tujuan wisata di Kota Jakarta Utara.
Setelah proses
pemindahan pedagang pada tanggal 16 Februari 2019, Pasar Ikan Modern ini
selanjutnya akan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada
Rabu tanggal 13 Maret 2019. Kendati tidak mudah mengubah pola pikir dan
kebiasaaan budaya para pedagang tetapi pemindahan berjalan dengan aman, tertib
tanpa gejolak dan polemik.
Pasar ikan
kekinian tersebut dibangun sesuai amanat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7
Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional dan
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi Percepatan
Pembangunan Perikanan Nasional.
Menindaklanjuti
amanat tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat
Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP)
pada tahun 2018 lalu meluncurkan program prioritas pembangunan Pasar Ikan Modern
(PIM) yaitu di Muara Baru, DKI Jakarta dan Kabupaten Bandung.
Bangunan PIM
Muara Baru seluas 2 Ha dibangun di atas lahan sekitar 4,15 Ha dengan anggaran
sebesar Rp150,69 miliar. PIM ini dibangun dengan sistem design and built oleh
pelaksana PT Pembangunan Perumahan dan Manajemen Kontruksi PT Fajar Nusa
Consultans. PIM Muara Baru ini dapat menjadi sentra perikanan nasional yang
strategis mengingat banyaknya ikan yang diperjualbelikan di pasar existing
Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Muara Baru.
Berdasarkan data
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, setiap harinya, PPI Muara
Baru memasarkan sekitar 400 ton ikan dengan nilai omset rata-rata sekitar Rp 8
- 10 milyar. Ikan-ikan ini berasal dari wilayah Lampung, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur (sepanjang pantai utara Jawa). Ikan ini didominasi
oleh jenis ikan laut yaitu kembung, cumi, tongkol, kakap, dan udang, dan jenis
ikan air tawar seperti patin, bawal, dan mujair.
Menteri Kelautan
dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan, PIM Muara Baru ini dibangun dengan
beberapa tujuan. Diantaranya, meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Jakarta dan
sekitarnya, menyediakan tempat jual-beli yang nyaman, bersih, memenuhi standar
sanitasi, dan higienis, serta
menyediakan ikan yang bermutu, aman di konsumsi, kontinyu, beragam, dan
terjangkau. Selain itu, juga bertujuan untuk mengembangkan sentra bisnis
perikanan dan industri pendukungnya, mengembangkan tempat promosi dan edukasi
sektor kelautan dan perikanan, hingga sebagai destinasi wisata sektor kelautan
dan perikanan.
“Pasar ikan bisa
jadi destinasi wisata, selain sebagai tempat menjual ikan, kita bangun pasar
ikan yang higienis. Kita ubah paradigma pasar ikan yang identik dengan kotor
dan bau menjadi tempat yang bersih dan nyaman. Jadi orang-orang bisa dengan
nyaman menyaksikan aktivitas perikanan,” tutur Menteri Susi.
PIM Muara Baru
ini dibangun sebanyak tiga lantai dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas
penunjang lainnya. “Di sini ada 896 unit lapak untuk menjual ikan segar,” ujar
Menteri Susi.
Selain lapak
ikan segar, PIM Muara Baru juga dilengkapi dengan 155 unit kios maritim, 8 unit
food court, 2 unit ice flake machine kapasitas 10 ton, area pemasaran retail,
laboratorium, chilling room kapasitas 30 ton, area bongkar muat, pengepakan,
depot es dan garam, serta instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sebagai
fasilitas penunjang juga dibangun gedung pengelola, perbankan, ruang informasi
dan edukasi, ruang pertemuan, gudang, pos jaga, dan masjid.
Sebagai
informasi, PIM Muara Baru dikelola oleh Perum Perikanan Indonesia (Perindo)
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan No. 130/KEP-DJPDSPKP/2018 tentang Penugasan kepada
Perusahaan Umum Perikanan Indonesia sebagai Pengelola Sementara Operasionalisasi
PIM Muara Baru Jakarta.
Selain
pengelola, beberapa organisasi ikut terlibat dalam operasionalnya antara lain
Tukang Bongkar Muat Ikan (TKBMI), Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa
(Pamswakarsa), dan pengaturan
perparkiran (KOPARKIN). Kerja sama antarorganisasi tersebut diharapkan dapat
mendukung operasional PIM sesuai standar yang ditetapkan. Menurut Menteri Susi,
demi mendukung operasional PIM yang baik
juga akan diberikan pelatihan kepada setiap petugas, mulai dari tingkat
manajemen, teknis, kebersihan, keamanan, dan sebagainya. Pedagang pun akan
diberikan pelatihan bagaimana memenuhi standar mutu dan kualitas yang
dipersyaratkan.
Sebagai bentuk
perlindungan dan pemberdayaan pelaku usaha, nantinya setiap pedagang di PIM
Muara Baru akan dibekali dengan kartu KUSUKA (Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan
Perikanan). Kartu ini juga digunakan untuk mendorong percepatan pelayanan,
peningkatan kesejahteraan, dan menciptakan efektivitas dan efisiensi program
pemerintah agar tepat sasaran bagi para pelaku usaha. Saat ini akan diserahkan
kartu KUSUKA kepada 231 pedagang ikan dari 397 pedagang PIM Muara Baru yang
telah terdaftar oleh KKP.
Selanjutnya, PIM
Muara Baru diharapkan dapat meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat,
produktifitas dan nilai tambah produk perikanan, serta mendorong peningkatan
angka konsumsi ikan nasional.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kulon Progo
Alamat: Jl. Tamtama, No.3 Wates, Kulon Progo 55611, Telp: Telp./ Fax (0274) 773272
Email: kominfo@kulonprogokab.go.id