Kokap - Warga Desa Hargotirto (Kokap) kembali menggelar Kirab Saparan Rebo Pungkasan (peringatan hari Rabu terakhir di bulan Sapar penanggalan Jawa), Rabu (7/11). Diikuti oleh 200 orang warga dari tiga pedukuhan: Teganing I, Teganing II, dan Teganing III, Kirab berlangsung meriah meski dalam cuaca mendung.

Selama perjalanan, Kirab diiringi oleh gamelan pengiring Kesenian Jathilan. Dengan mengenakan busana adat Jawa, mereka membawa tujuh gunungan berisi bermacam-macam hasil bumi yang diarak keliling tiga pedukuhan. Dari Pedukuhan Teganing I, warga memulai kirab dengan panjang rute sekitar 2 kilometer menuju situs Sibatur untuk bersama-sama mengucap syukur serta memanjatkan doa memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk satu tahun ke depan.

Selanjutnya, rombongan berjalan menuju halaman rumah salah satu warga di Pedukuhan Teganing I sebagai pemberhentian terakhir. Warga saling berebut untuk mendapatkan isi dari ketujuh gunungan yang terdiri dari sayur-sayuran dan buah-buahan seperti durian, manggis, petai dan jengkol. Warga percaya, mengambil isi gunungan setelah didoakan bisa membawa berkah tersendiri. Bagi mereka, apa pun yang didapatkan dari isi gunungan itu harus tetap disyukuri.

"Saya ikut ambil gunungan tadi. Istilahnya ngalap berkah (mencari berkah). Ini ada sayur-sayuran untuk saya masak nanti," ungkap salah seorang warga Pedukuhan Teganing III, Tri Purwanti (43).

Kepala Desa Hargotirto, Sabarno mengungkapkan bahwa upacara adat Kirab Saparan Rebo Pungkasan memang digelar rutin setiap setahun sekali dengan modal swadaya warga dan berlangsung meriah.

"Ini memang acara rutin di Teganing saat hari Rabu terakhir di bulan Sapar. Tujuannya untuk mengucap syukur dan memohon doa keselamatan," ungkapnya.

Kirab Saparan Rebo Pungkasan merupakan salah satu ragam kebudayaan di Kabupaten Kulon Progo yang harus dijaga kelestariannya. Selain sebagai kebudayaan, Kirab ini juga menjadi pengingat untuk senantiasa bersyukur atas apa yang dimiliki.