WATES - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Tim Penilai Kabupaten Kota Sehat (KKS) Tahun 2023, di Sungai Mudal Girimulyo, Selasa (12/9/2023).

Tim Penilai KKS yang diketuai oleh Teguh Supriyadi Sekertariat Kabinet Kepresidenan, dengan anggota Ali Mustaqim Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan, Kuntara Anindita Direktorat Jendral Bangda Kementrian Dalam Negeri, dan Roshita Dewi Sekertaris Jendral Kementrian Kesehatan disambut oleh Eko Wisnu Wardhana, S.E. ASDA III Kabupaten Kulon Progo.

“Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sekarang sedang gencar mengatasi stunting. Berawal dari permasalahan itu, dibuatlah aplikasi untuk memantau kesehatan masyarakat. Khususnya ibu hamil dan anak-anak. Aplikasi tersebut diberi nama Bumilku dan Matahatiku”, kata Eko Wisnu.

Eko Wisnu Wardana berharap dengan adanya aplikasi sebagai alat pemantauan terhadap kesehatan masyarakat tersebut dapat mendukung tercapainya Kabupaten Kota Sehat.

Visitasi Kabupaten Kota Sehat berlangsung selama dua hari, di beberapa titik lokasi. Hari pertama yakni di Wates, Lendah, Galur, dan Sentolo. Salah satunya kunjungan di Masjid Al-Furqon, Rumah Produksi Batik Sembung, Pabrik Quick, Alun-Alun Wates, dan Pasar Wates. untuk hari kedua dilanjutkan dengan tujuan Pengasih, Nanggulan, dan Girimulyo. Salah satunya adalah kunjungan lapangan ke SMP N 1 Pengasih, Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) Kroco, Vihara, dan Sungai Mudal. 

“Ada 9 tatanan yang menjadi indikator dalam penilaian KKS ini yakni masyarakat mandiri yang sehat, permukiman dan fasilitas umum, satuan pendidikan, pasar, perkantoran, dan industri. Selanjutnya pariwisata, ketertiban transportasi dan lalu lintas, perlindungan sosial, dan penanggulangan bencana. Saya dan tim penilai sudah dua hari melaksanakan visitasi, ke beberapa titik lokasi yang memenuhi kriteria penilaian Program KKS, di Kabupaten Kulon Progo ini lokasi yang kami kunjungi cukup bersih”, ujar Teguh.

Teguh memuji kebersihan fasilitas-fasilitas umum seperti  sekolah, puskesmas, dan pasar yang ada di Kulon Progo. Tidak hanya Ketua Tim Penilai Pusat saja yang memuji, namun salah satu anggota tim penilai, Ali Mustaqim juga memuji mengenai kebersihan, ruangan tanpa asap rokok, keaktifan anak-anak, fasilitas umum yang ramah anak, ramah difable, serta kreatifitas dalam mengolah limbah. Baik limbah produksi batik hingga limbah sampah.

“Sudah bagus dalam pengelolaan limbah. Limbah produksi batik digunakan sebagai pupuk beserta dengan urine sapi. Namun ada catatan untuk sekolah-sekolah dan pedagang. Sekolah belum mempunyai zona aman sekolah dan pedagang-pedagang belum mendapatkan sosialiasi”, ujar Ali Mustaqim.

Selain itu Teguh juga memberikan perhatian khusus mengenai pentingnya antisipasi kesehatan, mengingat bahwa Kulon Progo saat ini merupakan gerbang utama masuknya wisatawan ke Yogyakarta, maka Pemerintah perlu memperhatikan kesehatan masyarakat.

“Kedepannya Kabupaten Kulon Progo perlu melakukan antisipasi  terhadap kesehatan masyarakat. Karena Kabupaten Kulon Progo ini akan menjadi gerbang utama masuk ke Yogyakarta. Dengan begitu maka gaya hidup masyarakat Kulon Progo akan berubah. Sehingga, pemerintah perlu melakukan antisipasi,” ujar Teguh Supria.

Setelah melakukan visitasi lapangan selama dua hari di Kulon Progo, Tim Penilai memberikan penilaian dan catatan positif terutama terhadap kerja keras Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan partisipasi masyarakat terhadap program KKS. Maka dari itu, Pj. Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti, ST, MT mempunyai harapan yang besar agar Kabupaten Kulon Progo mendapatkan penghargaan Kabupaten Kota Sehat. /MC.Kab.Kulon Progo/naila/humas