Nanggulan, Berawal dari sekedar memanfaatkan potensi sumber daya alam di Kulon Progo yang melimpah khususnya serat alam, Murakabi Craft kini menjadi salah satu pengrajin furniture dan home decor yang cukup diminati dikancah nasional hingga pangsa pasar internasional.

Untuk melihat lebih dekat proses produksi Murakabi Craft sekaligus sebagai media promosi, Dinas Kominfo Kabupaten Kulon Progo gelar Presstour lokal bersama para pewarta langsung ke galeri yang juga sebagai pusat produksi kerajinan di Tanjungharjo Nanggulan, Rabu (22/2/2023).

Murakabi Craft adalah industri kerajinan rumahan atau UMKM yang berbasis di Kulon Progo sejak tahun 1999 yang didirikan oleh Pargono. Produk-produknya fokus pada bahan serat alam, mulai dari eceng gondong, pandan, pelepah pisang, serat agel dan daun palem.

"Waktu itu ownernya, Pak Pargono membuat Murakabi Craft ini karena melihat potensi serat alam dan sumber daya alam sangat melimpah khususnya yang ada di Kulon Progo yang terbuang kemudian coba diolah untuk menjadi barang yang punya nilai ekonomis jadi value product," terang Muh Othman Moerbayatma selaku manager marketing Murakabi Craft.

Othman menerangkan, dengan tagline Go Green ingin tetap menjaga alam menggunakan barang limbah menjadi punya nilai ekonomis, saat ini Murakabi Craft juga mulai menawarkan produk berbahan dari recyle plastik serta bahan pewarna yang digunakan juga food grade, water base sehingga aman dan ramah lingkungan. Produk-produk Murakabi Craft kini juga terus mengikuti perkembangan pasar mulai dari konsep hingga model produknya.

"Kita saat ini mengikuti trend juga, di 2023 ini tahunnya fashion. Jadi produk-produk kita coba kita keluarkan adalah tas, mulai dari pouch kecil hingga tas-tas fashion yang agak besar kita coba keluarkan untuk mengikuti trend," terang Moerbayatma.

Dengan kapasitas produksi 10 samai 20 ribu produk setiap bulan dan dengan rentang harga mulai dari Rp10.000 hingga jutaan Rupiah, Murakabi Craft mampu meraih omset Rp50 sampai 150 juta perbulan sebelum pandemi. Meskipun demikian pasca pandemi Murakabi Craft masih mampu meraih Rp 30 sampai 70 juta perbulan, dengan 80 persen pangsa pasar Eropa, Afrika dan 20 persen pasar Asia. Dengan konsep home industri Murakabi Craft juga banyak melibatkan warga sekitar sebagai karyawan dan pengrajin untuk memenuhi kapasitas produksi yang besar.

"Kita namanya home industri, kita coba melibatkan warga yang ada disekitar kawasan Murakabi, kawasan produksi, kawasan gudang itu kita coba libatkan kushusnya di Kapanewon Nanggulan," kata Othman.

Panewu Nanggulan Ir. St. Haryoto,MMA  juga menjelaskan bahwa Nanggulan potensi nya banyak sekali terutama kerajinannya dan Murakabi ini salah satu pengusaha yang cukup serius mengembangkannya.

"Murakabi ini bisa menjadi contoh bagi perajin lainya. Produknya cukup banyak dan eksklusif. Kedepannya semoga Nanggulan bisa menjadi sentra kerajinan yang banyak dikunjungi dan menjadi destinasi wisata baru terkait hal ini,"ujar Haryoto.

Sementara itu Kepala Dinas Kominfo Agung Kurniawan SIP, M.Si menyampaikan Murakabi Craft menjadi bukti dan juga contoh bagi UMKM lainnya bahwa UMKM atau industri rumahan mampu berkembang hingga pasar luar negeri dan juga bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

"Ini menjadi bukti bahwa UMKM bisa naik kelas, salah satunya juga karena dukungan dan pendampingan dari OPD terkait sehingga UMKM bisa berkembang, ini bisa menjadi inspirasi UMKM yang lain. Saat ini sesuai namanya Murakabi, tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri tapi juga orang lain, secara tidak sengaja sudah membangung inti plasma, karena memang permintaan produknya tinggi jadi mendidik melatih kemudian punya sub-sub pengrajin tidak hanya di pusat produksi ini," kata Agung.

Agung berharap presstour ini dapat lebih meningkatkan media promosi Murakabi Craft diberbagai media massa yang ada.  IKPS/tin/hary.